Thursday, October 17, 2013

Seratus Empat Puluh Enam

Setitik air mata penuh cita jatuh dan melintas di wajah ini.
Secara sederhana merekahkan sebuah bunga yang sudah lama lelap dalam tidurnya.
Bukan sesuatu yang istimewa sebenarnya,
Hanya hal kecil yang barangkali semua manusia bisa melakukannya
Itu hanya sebuah kisah sebagai bentuk cinta saya pada kertas dan pena
Semakin disimak, semakin tak puas rasanya
Namanya juga manusia, ingin ini itu tak henti-hentinya

Seratus Empat Puluh Enam menjadi sebuah kisah pertama dalam hidup saya
Kisah pertama yang secara umum dapat dibaca dan tercetak secara nyata
Seratus Empat Puluh Enam kemudian membangkitkan apa yang sejenak terpejam
Menumbuhkan satu emosi tak terkendali untuk kembali pada kertas dan pena dalam semalam

Buku “Melipat Batas” merupakan sebuah buku kisah anak-anak Indonesia.
Secara sederhana memaparkan mimpi lama yang menjadi nyata
Seratus Empat Puluh Enam mungkin hanyalah kisah biasa dibandingkan kisah luar biasa lainnya
Namun haru rasanya berada di tengah mereka yang mampu menginspirasi anak muda Indonesia

Jika Anda datang ke toko buku dan melihat si “Melipat Batas”, nikmatilah.
Tatkala kisah Seratus Empat Puluh Enam tak istimewa,
Kisah lainnya bisa jadi merubah hidup pembaca ;)
Dapat ditemukan di toko buku terdekat !

"Melipat Batas" - Kumpulan Kisah Inspiratif Pemenang Beasiswa IELSP di Negeri Paman Sam

 *cheers!
Sarita :)

Monday, October 7, 2013

Sebenarnya, Ada Apa Dengan Menulis?



Bulan September menjadi bulan pertama saya melalui hari-hari tanpa ngantor setelah resmi resigned.  Tak terasa, sebulan telah lewat dan melangkah menuju bulan Oktober. Pada awalnya, saya menduga akan tiba hari-hari membosankan tanpa kegiatan. Namun nyatanya, memang tak seburuk apa yang sayang bayangkan sebelumnya. Well, I keep myself busy with many activities. Bahkan kebanyakkan dari hari-hari tersebut, saya merasa jauh lebih lelah daripada aktivitas ngantor sebelumnya.

Selama sebulan, terlalu banyak hal yang saya pikirkan. Salah satunya adalah kearah mana sebenarnya saya mau melangkah. Asik ngobrol dengan kakak-kakak saya, saya pun yakin bahwa otak ini terlalu bersemangat untuk berputar lebih dari sekedar duduk di depan layar komputer. Saya merindukan masa-masa itu. Masa-masa kuliah dimana saya tak henti-hentinya menggunakan pikiran dan tubuh saya tak hanya untuk sekedar belajar, tetapi juga menciptakan sesuatu. Berdiskusi dalam komunitas, menyampaikan ide, dan berstrategi. Ternyata, dibalik cita-cita saya sedari dulu, jadi penulis, saya memendam minat untuk bergerak di bidang event organizer. Membayangkan hari-hari sibuk dulu berhasil membuat saya senyum-senyum sendiri karena saya berhadapan dengan ratusan kemungkinan yang tidak bisa ditebak.

Di sisi lain, menulis juga merupakan suatu hal yang tidak bisa dilewatkan. Saya memang belum pernah mencetak prestasi di bidang ini, tak satupun cerita pendek yang saya kirimkan berhasil masuk media, tak pernah ikut lomba menulis bahkan tidak pernah hadir dalam seminar-seminar terkait dengan dunia literatur. Saya menulis tak pernah rapi, dalam arti tidak pernah membuat kerangka apapun dan membuat kalimat seenak-udel saja. Hanya laptop yang jadi saksi saya menulis. Tempat saya merangkai kata dan tentu saja melakukan aktifitas nge-blog ini. Dibandingkan dengan penulis hebat lainnya, saya tentu masih harus belajar banyak hal.

Walau tanpa prestasi dan menulis sesuka hati, rasanya ada yang aneh dengan hal ini. Saat saya menulis, entahlah, waktu jadi luar biasa cepat. Menulis pun jadi cara yang ampuh untuk mematikan bosan dan rasanya, mood saya jadi membaik setelah menghasilkan satu tulisan. Saat dulu saya masih ngantor dan muncul rasa bosan gak karuan, maka saya bergegas membuka microsoft word dan menulis. Walau ngga tau mau nulis apa, tapi rasanya hanya ingin menulis. Bisa dibilang, menulis jadi pelarian saya sampai akhirnya suka curi-curi waktu untuk menulis. Walaupun terkadang saya juga gak ngerti apa yang ditulis, yang pasti rasanya lega luar biasa.

Saya jadi bingung. Sedikit-sedikit pengen ber-event, tiba-tiba otak butuh media untuk menumpahkan kata-kata. Entah saya ini maunya apa.

Sejauh ini, menulis adalah hobi. Hobi yang berhasil membuat saya senyum-senyum setelah melakukannya dan memberikan rasa nyaman di dalam hati. Sebuah pertanyaan  kerap kali terngiang dalam benak saya: 

“Sebenarnya, ada apa sih dengan menulis?”

22:09 WIB
Kamar. Diiringi lagu dan rintik hujan