Bulan
September menjadi bulan pertama saya melalui hari-hari tanpa ngantor setelah
resmi resigned. Tak terasa, sebulan telah lewat dan melangkah
menuju bulan Oktober. Pada awalnya, saya menduga akan tiba hari-hari
membosankan tanpa kegiatan. Namun nyatanya, memang tak seburuk apa yang sayang
bayangkan sebelumnya. Well, I keep myself
busy with many activities. Bahkan kebanyakkan dari hari-hari tersebut, saya
merasa jauh lebih lelah daripada aktivitas ngantor sebelumnya.
Selama
sebulan, terlalu banyak hal yang saya pikirkan. Salah satunya adalah kearah
mana sebenarnya saya mau melangkah. Asik ngobrol dengan kakak-kakak saya, saya
pun yakin bahwa otak ini terlalu bersemangat untuk berputar lebih dari sekedar
duduk di depan layar komputer. Saya merindukan masa-masa itu. Masa-masa kuliah
dimana saya tak henti-hentinya menggunakan pikiran dan tubuh saya tak hanya
untuk sekedar belajar, tetapi juga menciptakan sesuatu. Berdiskusi dalam
komunitas, menyampaikan ide, dan berstrategi. Ternyata, dibalik cita-cita saya
sedari dulu, jadi penulis, saya memendam minat untuk bergerak di bidang event organizer. Membayangkan hari-hari
sibuk dulu berhasil membuat saya senyum-senyum sendiri karena saya berhadapan
dengan ratusan kemungkinan yang tidak bisa ditebak.
Di
sisi lain, menulis juga merupakan suatu hal yang tidak bisa dilewatkan. Saya
memang belum pernah mencetak prestasi di bidang ini, tak satupun cerita pendek
yang saya kirimkan berhasil masuk media, tak pernah ikut lomba menulis bahkan
tidak pernah hadir dalam seminar-seminar terkait dengan dunia literatur. Saya
menulis tak pernah rapi, dalam arti tidak pernah membuat kerangka apapun dan
membuat kalimat seenak-udel saja. Hanya laptop yang jadi saksi saya menulis.
Tempat saya merangkai kata dan tentu saja melakukan aktifitas nge-blog ini.
Dibandingkan dengan penulis hebat lainnya, saya tentu masih harus belajar banyak
hal.
Walau
tanpa prestasi dan menulis sesuka hati, rasanya ada yang aneh dengan hal ini.
Saat saya menulis, entahlah, waktu jadi luar biasa cepat. Menulis pun jadi cara
yang ampuh untuk mematikan bosan dan rasanya, mood saya jadi membaik setelah
menghasilkan satu tulisan. Saat dulu saya masih ngantor dan muncul rasa bosan
gak karuan, maka saya bergegas membuka microsoft word dan menulis. Walau ngga
tau mau nulis apa, tapi rasanya hanya ingin menulis. Bisa dibilang, menulis
jadi pelarian saya sampai akhirnya suka curi-curi waktu untuk menulis. Walaupun
terkadang saya juga gak ngerti apa yang ditulis, yang pasti rasanya lega luar
biasa.
Saya
jadi bingung. Sedikit-sedikit pengen ber-event, tiba-tiba otak butuh media
untuk menumpahkan kata-kata. Entah saya ini maunya apa.
Sejauh
ini, menulis adalah hobi. Hobi yang berhasil membuat saya senyum-senyum setelah
melakukannya dan memberikan rasa nyaman di dalam hati. Sebuah pertanyaan kerap kali terngiang dalam benak saya:
“Sebenarnya,
ada apa sih dengan menulis?”
22:09 WIB
Kamar. Diiringi lagu dan rintik hujan