Hari Bumi. Jika banyak orang mengatakan
“selamat” saat Hari Bumi, saya lebih suka menjadikan Hari Bumi sebagai
peringatan kepada seluruh manusia. Melihat kondisi alam bumi yang kini sudah
tak sama lagi dengan dulu, tinggal tugas manusia lah untuk menjaganya
semaksimal mungkin dengan kondisi yang ada sekarang sehingga tidak menjadi
lebih buruk. Saya sih tidak muluk-muluk, let’s just start from the most simple
things, sampah.
Sering terlihat betapa mudahnya orang-orang meletakkan
bungkus permen atau tissue atau sampah kecil lainnya di sembarang tempat.
Katanya, “ah..ini kan sampah kecil”. Dan kalau saja ada 1000 orang di Jakarta
yang berpikiran sama, maka terkumpullah 1000 sampah kecil yang nyatanya jadi
tidak ‘kecil’. Itu baru 1000, belum lagi lebih. Apalagi kalau di hitung se
Indonesia. Okay, that’s just my simple thought.
Saya pun melakukan sedikit research di beberapa website
mengenai hal ini. Menurut sebuah artikel di Okezone.com yang muncul pada tahun
2012, disebutkan bahwa kira-kira jumlah sampah di Jakarta mencapai 6.500 ton
per hari. Sementara di artikel lainnya, disebutkan bahwa masih ada sekitar 2000
M3 sampah yang belum terangkut di Jakarta. Bahkan disebutkan bahwa
kira-kira penduduk Jakarta bisa membangun 1 candi borobudur dari sampah setiap
2 hari. Jadi, tak heran jika Jakarta mengalami masalah dengan kebanjiran dengan
salah satu penyebabnya, sampah.
Melihat kondisi Jakarta yang seringkali banjir di musim
hujan, saya pun tidak menanggapinya secara repot. Bagi saya, banjir di Jakarta
itu adalah kombinasi antara daerah serapan yang kurang akibat pembangunan, tata
kota yang kurang rapi dan (lagi-lagi) sampah. Maka, saya sebagai warga
semaksimal mungkin menjaganya dengan tidak membuang sampah sembarangan. Kalau
pemikiran di paragraf atas kita putar balikkan, ada 1000 orang di Jakarta yang
berpikiran sama dengan saya, mudah-mudahan Jakarta jadi lebih terjaga dan
terbebas dari sampah.
*cheers!
Sarita :)
No comments:
Post a Comment